Rabu, 30 November 2011

new kruk as kebo mio total stroke 90 mm


tembus 6,8 detik


yamaha fino bore up


head mio 4 valve


kruk as mio 90 mm


engine extreme mio


Blok Silinder Yamaha Mio Spek Bore-up Sekaligus Stroke-up…!!!


Beberapa hari yang lalu mampir ke racing shop milik seorang teman di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Eh, disana ada blok bore-up untuk Yamaha Mio. Tapi yang satu ini berbeda, bukan hanya plug n play untuk bore-up, tapi juga siap stroke-up!
Kalo cuma blok silinder bore-up, dipasaran sudah banyak banget pilihannya dan tinggal pasang tanpa perlu repot ubah sana-sini. Biasanya dikenal dengan istilah plug n play. Ukuran dan mereknya pun macam-macam. Ada merek TDR, Kawahara, LHK hingga yang tanpa merek pun juga ada.
Tapi yang P2R temukan ini blok yang punya fungsi untuk bore-up alias tambah volume silinder dan siap dipakai untuk Mio yang ingin stroke-up.
Setiap stroke up atau memperpanjang langkah piston pasti mengharuskan penambahan paking tebal di blok silinder bagian bawah. Dengan blok ini enggak perlu lagi repot menambah paking. Karena tingginya beda dengan blok standar.
Panjang blok silinder versi bore-up plus stroke-up  ini sudah 80mm, padahal standar Mio cuma 72mm. Wah, bisa stroke-up hingga 8 mm bro…!!! Trus kalau kepanjangan gimana dong?
Kata Robert Chong, tinggal papas saja bawahnya. Robert Chong ini pemilik racing shop Global Motorindo yang mengaku membawa blok silinder tanpa merek ini langsung dari Thailand.
Sedang diameter boring-nya ada tiga pilihan: 62mm, 67mm dan 68mm. Harganya lumayan mahal loh, dijual Rp 1,1 juta. Kalau minat datang aja ke speedshop Global Motorindo Jl.Let Jen Suprapto no.60, Galur, Jakarta Pusat.
Monggo bro dijajal….!!!

Bore Up tenaga mio 2011. . .


Mesin 4 tak memang terkenal lambat dan memiliki penampilan performa rendah, tapi itu dulu. . . Semenjak telah terciptanya desain yang lebih efisien pada motor matic, para engineer balap masih terus melakukan riset dan riset menciptakan mesin yang lebih cepat berakselerasi untuk berpindah dari awal start menuju finish. Terbukti motor matic lah rajanya pelibas motor-motor kencang 4 tak lainnya bahkan motor 2 tak sport sekalipun, dengan tanpa memindahkan reduksi gigi, mesin matic mampu menyalurkan torsi dengan rata sempurna. Dan dari rumusan formula yang dipakai untuk perhitungan detail mesin balap, bisa kita terapkan pada mesin harian kita . . .
Tidak hanya di lintasan balap, Yamaha Mio menjadi favorit para speedholic untuk melakukan rombakan mesin. Memang terdapat banyak part racing bertebaran di toko aksesoris maupun speed shop yang kesemuanya menyilaukan! Namun berpikirlah besar, jadilah “GILA”, jika hanya memasang part beli jadi lalu apa bedanya kamu dan beribu orang lainnya. . .

Umumnya cara pintas meningkatkan tenaga adalah menginstalasi blok bore up, memang instan, namun banyak yang mengeluhkan lari motor tidak maksimal mengeluarkan tenaga! Memang tidak akan optimal bila tidak disesuaikan dengan perangkat lainnya. Berpikirlah mesin adalah sebuah sistem mekanis yang saling berkaitan, tidak ada satu bautpun yang tidak mempengaruhi lainnya. Ubahan sekecil penyetelah sekrup udara pada karburator akan berimbas ke seluruh kinerja komponen.
Dari rumusan sederhana :
HP = Torque x RPM /5252
Untuk meningkatkan tenaga, dapat ditempuh dengan cara meningkatkan torsi dan meninggikan RPM, atau meningkatkan salah satunya tanpa mereduksi faktor yang lain. Kita bisa saja berpikir, berarti mengganti cdi racing unlimiter mampu meningkatkan tenaga signifikan, bila rpm mampu teriak lebih tinggi. Belilah kita CDI racing terbaik , Vortex misalnya, seharga belasan juta dan dipasang pada mesin motor standard pabrikan, niscaya hasilnya Nol Besar,,, penambahan 0,5 HP adalah pencapaian yang harus ditangisi. Salah pabrikan pencipta CDI? Tentu tidak! Salah kita sendiri terlalu antusias membelinya.
Baca brosur yamaha, disitu dapat kita ketahui Informasi torsi 7,8Nm di 7,000 RPM, dan setelah puncak torsi maka beribu-ribu putaran selanjutnya torsi pasti akan menurun. Jadi adalah SIA-SIA meningkatkan RPM bila torsinya sudah menurun
Dapur pacu adalah kuncian utama! Bagaimana kita meningkatkan puncak torsi, di RPM yang lebih tinggi pula. maka kita perlu mengawali pertanyaan, apa rumusan meningkatkan torsi,
Torque = F x R
Pada mesin F adalah daya tekan kompresi , dan R adalah panjang stroke. Lalu bagaimana logikanya bore up dapat meningkatkan torsi? Masih ingat kah bahwa perbandingan kompresi mio masih beradai 8,8 : 1 . Dan formula penghitung kompresi adalah , (V1 + V2) / v2   , dimana V1 adalah volume silinder, dan V2 adalah volume ruang bakar. Jika kita meningkatkan volume silinder-nya, otomatis kita akan mendapat hasil pembagian lebih besar, artinya kompresi mesin kita semakin tinggi. Cukup? Belum, selain menginstalasi piston lebih besar kita harus pandai mengatur tekanan bahan-bakar di dapur pacu, mengandalkan piston flat memang baik, namun bila mampu mendesain sebuah piston yang memiliki DOME (jenong) untuk memperkuat tekanan kompresi namun mampu menjaga perbandingan kompresi relatif rendah, mengapa tidak dipakai? 
Tanpa perhitungan yang tepat, dome piston tidak akan memberikan keuntungan bagi mesin kita, justru bisa saja menyebabkan detonasi dan berbagai kerusakan lainnya. Hal seperti itu tentu sudah kami pikirkan dan antisipasi memang harus dilakukan. Tahun 2011 trend nya Dome model kerucut. Puncak dome yang terfokus akan memberikan ledakan yang rata, tidak akan menghalangi rambatan api dari pusat busi ke titik terjauh kubah ruang bakar.
Dengan puncak piston ber radius, serta diimbangi squish head ber derajat sama dan kubah desain mangkuk yang istimewa, serta kombinasi klep yang tepat, maka kita akan menciptakan lonjakan tenaga yang JAUH LEBIH BESAR dari mio-mio milik teman kita yang hanya modif satu hari jadi!
Piston 58 milimeter dengan pin piston sama 15 milimeter, jatuh pada milik Honda GL Pro Neotech, pembubutan ulang puncak piston sudah didesain ulang, kapasitas jauh melonjak 40 cc dari standard mio. Perbandingan kompresi dilonjakkan pada 11 : 1 , bahan bakar pertamax maupun premium dengan octane booster adalah pilihan handal! Torsi sudah pasti meningkat, namun dimanakah puncak torsi sekarang berada??
Dengan rumusan airflow ,
velocity = ( stroke x peak torque RPM / 30,000 ) x ( Diameter Piston / Diameter porting ) ^2
kita mampu mengkalkulasi ternyata torehan torsi didapat pada RPM yang lebih rendah dari standardnya, tahun 2011 kita akan berpikir untuk menggapai torsi lebih besar dan di RPM yang lebih tinggi pula! Oleh karena itu, penyesuaian diameter porting , diameter klep, dan lift serta durasi noken as haruslah mendukung.
Porting inlet jatuh pada diameter 24 milimeter, sedangkan klep inlet memakai klep EE dengan diameter 29 milimeter, seating klep di reamer menjadi 27 milimeter saja. Noken as jangan ragu-ragu, dengan perubahan sudut derajat klep dan gap lebih lebar, kita mampu mendesain ulang noken as untuk mengangkat klep setinggi 8 milimeter , diimbangi pir klep shogun 110 made in jepang dan retainer set mengambil dari milik honda grand, maka tidak ada keraguan untuk mengegasnya. Durasi kita patok terbesar yang mampu dipakai harian, semi race cam 295 derajat dipasang kedalam mesin.
Sistem pengkabutan bahan bakar penting, karburator standard dilengserkan oleh PE 30 milimeter, pereameran ulang bukan tanpa tujuan, tapi semata-mata menghasilkan lebih banyak pasokan bahan-bakar di RPM lebih tinggi untuk diledakkan. Karena kita ingin mio mampu tersuplai hingga 10,000 RPM. Knalpot dibikin ulang, meski racikan tangan, dengan pengerjaan sepenuh hati didapat leher yang pas ada di 25 milimeter, dan radius-radius yang dapat melepaskan panas dan sisa pembakaran tanpa kehilangan backpresure.
Setelah dapur pacu kelar dibenahi, baru kita fokus pada otak pelecut pengapian. Ambilah CDI dari yamah Fino,  cdi ini cukup mampu menyamarkan performa dibalik kesederhanaan tampilannya. Selain memiliki limiter lebih tinggi, pemajuan kurva timing pengapiannya saat RPM tinggi telah terbukti lebih pas meledakkan bahan-bakar mesin bore up, bahkan mesin balap pun masih banyak mengandalkan Cdi ini. Koil pembangkit arus ambilah yang terbaik dari motor special engine yz125, kode 4ss. Busi mengandalkan iridium.

Menghitung Volume Silinder


Volume silinder ato cylinder capacity adalah volume ruang dari ruang bakar mesin yang dihitung saat piston berada di TMB (titik mati bawah) sampai posisi TMA (titik mati atas). Jadi yang dihitung adalah volume pergerakkan piston dari TMB ke TMA, atau sebaliknya. Sedangkan volume ruang di atas piston saat di posisi TMA disebut volume ruang bakar atau combustion chamber. Volume ini bukan termasuk volume silinder. (Kita bahas di posting lain)
Nah, untuk menghitung volume silinder kita perlu tahu dahulu rumusan yang dipakai.
Volume silinder biasa disimbolkan dengan V2, dengan satuan cc (centimeter cubic) ada juga yang memakai satuan cf (cubic feet) dan cubic inchi.
V2 = 0,785 x D x D x S x n.
Dimana : 
V2 : volume silinder (cc ato cm3)
D : diameter silinder atau piston (cm)
S : panjang langkah piston (cm) ato jarak antara TMA ke TMB.
n : jumlah silinder.
Oke, kalau udah tahu rumus nya, kita bahas masing2 variable...
•0,785 adalah konstanta, sebenarnya didapat dari penyederhanaan rumus phi/4. Karena rumus volume silinder sama dengan rumus volume tabung.
•D adalah bore atau diameter dari silinder dalam yang diukur dengan alat bore gauge (atau pake' jangka sorong/ mistar geser jika tak memiliki bore gauge) atau juga diameter piston dengan micro meter.
•S adalah stroke atau panjang langkah piston adalah jarak antara TMA sampai TMB.
 
•n adalah banyak nya silinder. Contoh: mesin CBR 1000cc 4silinder, berarti n=4. Mesin Yamaha Scorpio 225cc 1silinder, n=1.
Nah, jika sudah memahami variable rumus diatas, kita coba menghitung volume silinder.
Coba lihat data atau spesifikasi teknis mesin yang ada di brosur penjualan motor atau mobil.
 
Biasanya tertulis bore x stroke = 50 x 49,5mm (Honda supra fit satu silinder).
 
Maka, rubah satuan mm menjadi cm.
 
D = 50mm= 5cm, S = 49,5mm= 4,95cm.
Maka, volume silinder 
V = 0,785 x 5 x 5 x 4,95 x 1
V = 97,14375 cc.
Contoh lain, mesin Honda Blade
D = 50mm, S = 55,2 mm
Maka, volume silinder
V = 0,785 x 5 x 5 x 5,52
V = 108,3 cc.

mio drag yong motor


Meski sirkuit terbatas soal area pengereman, tapi Amir Ceria mampu bikin Yamaha Mio ini tembus 7,771 detik di lintasan 201 meter. Yup! Mio milik Yong Motor ini meraja di kelas FFA Matik s/d 350 cc di salah satu event drag di Sirkuit Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

“Ini juga belum maksimal banget. Takut rem enggak dapat. Jadi, sebelum finish sudah kendurkan gas,” bilang Amir.

Wah, gimana kalau masih gas terus tuh. Mungkin bisa lebih tajam lagi waktunya ya! Apa sih rahasianya? “Enggak macem-macem kok. Yang penting, seting sesuai kebutuhan aja. Motor, butuh teriak ketika sentuh jarak 150 -170 meter,” bilang Yong Mustofa, owner Yong Motor di Jl. Serdang Raya, No. 4, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Bicara soal dapur pacu yukz! Untuk membuat Mio ini gahar di kelas FFA, tentu kudu bikin bengkak kapasitas mesin. Yong menempuh metode bore up dan stroke up. Demi perbesar isi silinder, doi andalkan piston merek RRGS diameter 69 mm yang punya permukaan flat alias datar.

Kemudian, kejar volume silinder lebih besar lagi dengan stroke 90 mm. “Tapi untuk stroke ini, sekaligus ganti kruk as dari part aftermarket Thailand,” ungkap pria 29 tahun yang beli kruk as itu di gerai Kodok Motor, Jakarta.

Lewat aplikasi ubahan stroke dan bore, Mio ini punya kapasitas engine 336,4 cc. Wah, besar juga tuh! Temani isi silinder yang bengkak, lubang isapan dan buang juga disesuaikan.
Klep pakai punya mobil Toyota Vios. Untuk klep in 34 mm. Sedang klep ex 29 mm. Menjaga naik-turun klep lebih stabil, mekanik satu putri ini bikin dobel per klep. Pakai per klep standar didobel per klep Honda Sonic yang bagian dalamnya.

Kinerja klep itu pun, ditemani durasi kem yang diracik menjadi 269º. Sedang LSA-nya, bermain di 105,5º. Karakter kem ini cenderung bermain di putaran bawah juga. Tak hanya teriak di putaran tinggi. Lewat ubahan ini, lift klep sekarang menjadi 9,5 mm.

Dengan bukaan yang besar, tentunya volume udara dan bahan bakar yang masuk ruang bakar juga musti disesuaikan. Maka itu, Yong lebih pilih mereamer karbu Honda NSR SP. Yup! Keihin yang aslinya berukuran 28 mm itu diperbesar venturi menjadi 31,5 mm. “Biar sesuai kebutuhan di ruang bakar,” akunya.

Terakhir, biar tenaga puncak keluar di jarak yang diinginkan, perbandingan gigi rasio 18/39 (2.166) dipasang di girboks. Belum cukup sampai situ! Agar tenaga tidak liar di putaran bawah, roller 14 gram dipasang di puli yang aplikasi milik Yamaha Fino.
Gas terus..!

mio MC Racing


Mio ini menjadi yang tercepat kedua dalam ajang drag bike malam pada 6 Februari lalu di Kota Harapan Indah, Bekasi. Skubek ini berlaga di kelas FFA 350 cc. Waktu itu motor yang tercatat digeber Dany Helen ini tembus 7,914 detik di lintasan 201 meter. Sebenarnya ada apa di balik motor punya bengkel MC Racing ini.

“Sebenarnya rada kecewa juga. Sebab, harusnya bisa tembus 7,6 detik. Ya sesuai catatan waktu di Thailand,” kata Miekeel Tjahjanto, bos MC Racing.
Memang bisa dikatakan secara ge-londongan motor ini diboyong dari Negeri Gajah Putih itu. Tapi, di satu sisi Miekeel juga bisa senang karena jadi tercepat kedua di antara motor yang kapasitasnya di atas 300 cc. Tentu jadi hal yang membanggakan juga.
Untuk dalaman mesin piston yang digunakan adalah buatan Hi Speed Thailand dengan ukuran 66 mm. Sedang stroke sekarang juga melonjak naik menjadi 86 mm. Artinya, naik 28,1 mm dibandingkan aslinya. Komponen ini juga masih dari produsen yang sama. Akibat dari itu, tentu harus dilakukan penambahan paking blok dengan ketebalan 3,5 cm.
Hal lain yang unik dari Mio ini adalah banyaknya komponen dari Yamaha Fino yang dipakai. “Untuk CDI sekarang memang zamannya punya Fino,” kata pria bertubuh besar ini.
Bukan hanya sampai di situ. “Untuk roller juga lebih mumpuni pakai Fino, ukuran yang lebih besar dibanding punya Mio,” tambahnya. Tentu saja karena beda ukuran itu maka harus dilengkapi juga dengan rumah roller.
Ada hal yang bisa membuat bangga. “Beltnya pakai buatan Indonesia dan sekarang semua motor drag di Thailand sudah pakai produki kita. Jadi, memang gak perlu pakai belt aneh-aneh,” tegas Miekeel.
RANGKA ALUMINIUM
Untuk rangka, MC Racing lebih sreg pilih bahan aluminium. “Sebenarnya gue punya banyak pilihan rangka. Tapi khusus buat yang ini, pakai almu saja,” kata Miekeel yang di tokonya juga tersedia rangka titanium.
Rangka ini mempunyai berat hanya 3 kg. “Tapi, sebenarnya rangka yang terlalu ringan juga sangat membutuhkan skill joki yang hebat,” lanjut pria yang buka toko di Jl. Kebon Jeruk IX, No. 20C, Kota, Jakarta Barat ini.
Memang saat motor ini digeber melintas di trek lurus, sang joki sudah terlihat agak susah mengendalikannya. “Karena itu waktunya jadi di bawah time saat di Thailand,” tambah Miekkel yang bongsor itu. Padahal untuk rasio sudah diperberat pakai 19 : 37 biar motor tidak liar. Selain itu pemasangan stabilizer Ohlins juga diharapkan bisa membuat motor jadi lebih stabil.

DATA MODIFIKASI
Ban depan: Mizzle 50/90-17
Ban belakang: Vee Rubber 50/90-17
Karbu : PWK 32
Knalpot : MC Racing
Sok belakang: Daytona
MC Racing : (021) 62202361

Racikan Mesin Mio Drag


 Belum seminggu usia Yamaha Mio ini tiba di Jakarta, tapi sudah dibejek habis buat bertarung di trek lurus 201 meter. Hasilnya, enggak sia-sia! Podium teratas kelas matik 350 cc di sebuah event drag bike minggu lalu, berhasil digondol Deny Helen alias Otoy sebagai joki Mio 340 cc ini.

Tapi, seting engine Mio yang diboyong dari Thailand ini tidak seperti biasanya lho. “Terutama di bagian blok silinder. Piston yang rata dengan bibir blok,” ungkap Miekeel Tjahjanto, owner MC Racing di Jl. Kebon Jeruk IX No. 20C, Hayam Wuruk, Jakarta Barat.

Menurutnya, seting engine sebelumnya lebih memilih pendamkan piston di bawah bibir. “Ukuran mendemnya piston itu bisa 0,5 mm. Tapi, sekarang malah rata,” tambah pria yang sering wara-wiri ke Thailand buat beli komponen racing dan engine drag itu.

Pakai piston merek LHK diameter 71 mm, penggebuk kompresi ruang bakar itu dipilih yang model forging. Pakai piston tempa, selain lebih ringan juga tahan bermain di kompresi tinggi.

Akibat piston yang rata dengan bibir blok, ada konsekuensi yang dilakukan. “Efeknya di lift klep. Jika tadinya main di 8 mm lebih, tapi di motor ini cuma sekitar 7,2 mm,” urai pria berbadan gemuk dan super besar itu.

Durasi kem yang dipatok pun hanya 265º dengan profil bumbungan gemuk. Kem ini, kudu berputar dan menekan klep titanium 35 mm (in) dan 31 mm (ex) yang diambil dari Suzuki RMZ450.

Sementara itu, pengabut bahan bakar tetap mensuplai derasnya bahan bakar. Karbu Keihin PE 28 mm yang direamer hingga 34 mm jadi andalan. “Kebutuhannya memang begitu,” katanya.

Dari semua seting yang dilakukan, juga bikin ubahan seting di saluran buang. Jika biasanya matik drag Thailand bermain di diameter leher knalpot 32 mm, sekarang justru balik lagi kecil. “Leher pakai 29 mm. Membesarnya hanya dibagian silencer aja,” jelasnya. 

Tapi sayang. Meski kemarin juara 1, tapi itu bukan hasil maksimal. “Waktu di tes Otoy di Thailand, sempat tembus 6,7 detik. Tapi, kemarin lupa pakai stabilizer, jadi melorot di 7,3 detik,” ujar Miekeel sembari bilang 70 meter jelang finish, Otoy sudah tutup gas karena kemudi enggak stabil. Gas lagi donk !!

Bore Up Matic


Seiring perkembangan drag matik yang kian mewabah, maka peserta di kelas paling bergengsi FFA (Free For All) juga semakin banyak dan berani melakukan terobosan. Terlebih trend limit kapasitas CC yang kerap hadir di berbagai hajatan balap karapan antara alternatif s/d 350 cc atau s/d 400 cc.
Anyway, konteks volume silinder punya pengaruh signifikan mendongkrak tenaga kudabesi bertransmisi otomatis ini. Seperti juga keputusan strategis tim YSS RFT Riftech Racing Team Jakarta yang dikawal joki Ayip Rosidi.
“Prinsip kita yang utama ialah penciptaan volume silinder yang mendekati regulasi. Seterusnya sambil berjalan, riset dilakukan untuk mencari torehan waktu terbaik, “tutur Dony Muchtar selak manajer tim yang bermarkas di Jl. Kramat Asem Gede RT. III RW.IV No. 2 Utan Kayu, Jakarta Timur. Adapun bore-up mesin menyentuh angka 350 cc. Tergolong ekstrim juga, karena masih jarang yang beginian. Kebanyakan bermain di rentang 250 cc sampai 300 cc. Sekilas info saja, Fino milikTDR Racing sendiri yang memiliki waktu terbaik 7,4 detik (201 M) memilih safety dengan mesin kisaran 300 cc dimana spesifikasi langkah 87,9 mm dan piston 66 mm.
http://3.bp.blogspot.com/_x0EZi5C0qyE/TQLVJWjtT6I/AAAAAAAAAAQ/2hoLpWllIgs/s1600/fino.jpg

Kembali ke soal semula.  “Nilai 350 cc tadi diperoleh dari overstroke mencapai 91 mm dan diameter piston yang 70 mm, “terang Arif Muttaqin sebagai mekanik yang juga dibackup dragster M Hambali yang masih berusia 16 tahun. Seteleh, ruang bakar jauh lebih gede dari kondisi standar (113 cc), maka secara logika dibutuhkan aliran bahan bakar yang lebih banyak. Ini mutlak hukumnya. Dalam konteks ini, diaplikasi Karburator Keihin PE 28 mm yang memang menjadi pilihan terbaik banyak tuner yang bermain di FFA.
http://2.bp.blogspot.com/_x0EZi5C0qyE/TQLWeEV4AZI/AAAAAAAAAAU/TEo7ohVo5ec/s1600/cdi+fino.jpg
CDI Fino Thailand
“Venturi sedikit diperbesar dengan reamer sekitar 3 mm agar lepih optimal, “tambah Arif Muttaqin menambahkan bahwa pemakaian keenam roller seberat 12 gram. Ketika otre lakukan polling pendapat pada beberapa kiliker, mereka sepakat tidak mengadopsi karbu lebih gambot lagi dengan alasan menu lintasan yang hanya 201 meter. Jika  kegedean akan semakin mengorbankan putaran bawah. Ini berisiko. Jadi lebih ekfektif dengan PE 28. Cerita seterusnya, setelah arus bahan bakar dan udara didesain dengan volume lebih padat, maka high-compretion menjadi agenda selanjutnya. Tekanan tinggi membat gas aktif yang terbakar lebih maksimal.
http://3.bp.blogspot.com/_x0EZi5C0qyE/TQLWidhfn-I/AAAAAAAAAAY/jAPpO-zXCpQ/s1600/knalpot+tdr.jpg
Knalpot TDR
Perbandingan kompresi menyentuh 13 : 1 dan masih aman dari gejala knocking atau ngelitik. Terakhir, camshaft yang mengatur lalu-lintas gas aktif yang akan dikompresikan digerinda ulang hingga durasi ada pada 272 derajat pada sisi in dan exnya 280 derajat. Noken as ini bekerja menggerakkan klep gede kombinasi valve-in 36 mm dan outnya 31 mm serta lift kelp hingga 11,3 mm. Begitu jelas dari data tersebut, karakter yang ingin diciptakan lebih fokus pada upaya mendongkrak peak-performance. Hasil akhir, kudapacu Fino ini mencatat time terbaik di angka 7,6 detik di lintasan 201 meter saat event dragbike Jogjakarta beberapa waktu lalu. Tunggu saja kejutan selanjutnya.
SPEK KOREKAN : 
KARBURATOR : Keihin PE 28, MAIN JET : 140, PILOT JET : 48, KLEP : 36/31 mm, LIFT KLEP : 11,3 mm, RASIO : 19-38, ROLLER : 12 gram (6), CDI : Yamaha Fino, Knalpot : TDR Racing.

Meningkatkan Tenaga Mesin Ada 2 Cara

Ada dua cara meningkatkan tenaga mesin, cara paling gampang adalah dengan cara memperbesar kapasitas silinder. Ada dua cara pilihan, yaitu bore up atau stroke up.

http://www.otomotifnet.com/spaw/uploads/image/Kanal%20MOTOR/Tips/2011/06-Juni/20110630BU_1.jpg

Bore up yaitu menggunakan piston yang punya diameter lebih besar. Sehingga lubang atau bore di silinder diperbesar, agar piston bisa masuk. Karena bore yang diperbesar, makanya dikasih nama bore up. Kalau mengecilkan piston, namanya tentu jadi bore down.

Sedangkan istilah stroke up yaitu memperbesar stroke atau langkah piston. Biasa ditempuh dengan cara memindahkan posisi pin kruk as ke posisi luar.

Mau pilih mana kalau mengejar kapasitas sebesar-besarnya. Paling gampang pilih bore up karena angkanya dibuat kuadrat. Jadinya menghasilkan volume silinder yang lebih besar. Itu dihitung menggunakan rumus volume silinder.

Namun kita tidak bisa mendongkrak volume dengan menggunakan diameter yang sebesar-besarnya. Biar imbang dan torsi rpm bawah bisa dikail, harus diimbangi stroke up.

Nah gimana bro ,
silahkan pilih sendiri bro cara menaikan tenaga mesin motor bro bro ,,,
biar motor bro bro lebih kenceng,,
hehehehe

Korek Harian Satria Fu 150


Bagi agan-agan yang memilikiSatria Fu 150 buat harian ini salah satu trik modifikasi mesin yang bisa ok buat balap,mejeng ma stylis jg dapat.



Mesin Suzuki Satria Fu yang berkapasitas 150cc hasil dari perkawinan piston diameter 62mm dan stroke 48,8mm dengan perbandingan kompresi 10,4 ini harus kita rombak spesifikasi-nya jika anda memang berniat menjadi raja jalanan. Yang pertama mesti dilakukan adalah buat anggaran,Siapin duit dulu. Kan kalo gk ada duit mana bisa modif jadi kenceng

Selanjutnya kita akan merubah spek mesin menjadi stroke 61,8mm hasil dari stroke standar yang dinaikkan langkahnya 6,5mm dan piston 65mm merek hispeed yang sudah ada coakan klep buat 4klep.

Kalo dihitung kapasitas mesin nya menjadi :
V = 0,785 x 65 x 65 x 61,8 = 204,9cc

Nah, kapasitas segini sudah bisa buat turun drag resmi di kelas bebek 4tak sampai dengan 200cc ,drag dulu,pulang bisa di pakai ke pasar,hehehehe
Jangan lupa stroke yang naik 6,5mm ini membutuhkan paking blok bawah aluminium setebal 4,5mm.

Kemudian piston di buat dome dengan ketinggian 1mm saja lalu pangkas head sebanyak 0,5mm.
Ngomongin head pasti ngomongin klep juga.Langsung aja hajar klep standar (23-19) dengan klep ukuran 25 intake dan 21 exhaust.

Kemudian jangan lupa juga noken as di modif sehingga memiliki lift 7,8mm dengan durasi 280 intake dan 276 exhaust.
Langkah berikutnya, masih seputaran head, jangan lupa porting in dan ex menjadi lingkaran, kan standar nya oval.Porting dengan diameter saluran intake 28mm dan exhaust 27mm. 
Untuk pegas klep pakai standar saja karena masih cukup kuat koq.  Masalah penyaluran tenaga alias kopling dan per kopling, bisa diganti dengan produk racing.. Pasti oke..



Pastikan juga magnet terkena bubut melingkar 1,5mm biar enteng dan menunjang akselerasi nantinya. Berikut masalah karburator.  Disini cukup pake karbu NSR SP berdiameter 28mm, jangan besar2 karbu nya, ntar susah cari lawan,,,

Setting pilot jet 42 dan mainjet 125.  Putaran angin 1,5putaran. Lalu untuk urusan pengapian, serahkan saja pada Rextor boleh yang adjustable atau yang programable – setting dari 15 derajad sampe 38 derajad di rpm 9000.  Limiter dipatok di rpm 14000 saja sedangkan untuk gigi rasio alias transmisi pake standar saja gak masalah.

mio yong motor


Meski sirkuit terbatas soal area pengereman, tapi Amir Ceria mampu bikin Yamaha Mio ini tembus 7,771 detik di lintasan 201 meter. Yup! Mio milik Yong Motor ini meraja di kelas FFA Matik s/d 350 cc di salah satu event drag di Sirkuit Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
“Ini juga belum maksimal banget. Takut rem enggak dapat. Jadi, sebelum finish sudah kendurkan gas,” bilang Amir.
Wah, gimana kalau masih gas terus tuh. Mungkin bisa lebih tajam lagi waktunya ya! Apa sih rahasianya? “Enggak macem-macem kok. Yang penting, seting sesuai kebutuhan aja. Motor, butuh teriak ketika sentuh jarak 150 -170 meter,” bilang Yong Mustofa, owner Yong Motor di Jl. Serdang Raya, No. 4, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Bicara soal dapur pacu yukz! Untuk membuat Mio ini gahar di kelas FFA, tentu kudu bikin bengkak kapasitas mesin. Yong menempuh metode bore up dan stroke up. Demi perbesar isi silinder, doi andalkan piston merek RRGS diameter 69 mm yang punya permukaan flat alias datar.
Kemudian, kejar volume silinder lebih besar lagi dengan stroke 90 mm. “Tapi untuk stroke ini, sekaligus ganti kruk as dari part aftermarket Thailand,” ungkap pria 29 tahun yang beli kruk as itu di gerai Kodok Motor, Jakarta.
Lewat aplikasi ubahan stroke dan bore, Mio ini punya kapasitas engine 336,4 cc. Wah, besar juga tuh! Temani isi silinder yang bengkak, lubang isapan dan buang juga disesuaikan.
Klep pakai punya mobil Toyota Vios. Untuk klep in 34 mm. Sedang klep ex 29 mm. Menjaga naik-turun klep lebih stabil, mekanik satu putri ini bikin dobel per klep. Pakai per klep standar didobel per klep Honda Sonic yang bagian dalamnya.
Kinerja klep itu pun, ditemani durasi kem yang diracik menjadi 269º. Sedang LSA-nya, bermain di 105,5º. Karakter kem ini cenderung bermain di putaran bawah juga. Tak hanya teriak di putaran tinggi. Lewat ubahan ini, lift klep sekarang menjadi 9,5 mm.
Dengan bukaan yang besar, tentunya volume udara dan bahan bakar yang masuk ruang bakar juga musti disesuaikan. Maka itu, Yong lebih pilih mereamer karbu Honda NSR SP. Yup! Keihin yang aslinya berukuran 28 mm itu diperbesar venturi menjadi 31,5 mm. “Biar sesuai kebutuhan di ruang bakar,” akunya.
Terakhir, biar tenaga puncak keluar di jarak yang diinginkan, perbandingan gigi rasio 18/39 (2.166) dipasang di girboks. Belum cukup sampai situ! Agar tenaga tidak liar di putaran bawah, roller 14 gram dipasang di puli yang aplikasi milik Yamaha Fino.
1.Yamah mio 307 cc

Syaratnya cukup satu. Panjang trek, enggak boleh lebih dari 400 meter. “Mengikuti seting trek terpanjang aja deh. Ya, 400 meter. Lebih dari itu, kayaknya enggaklah,” ungkap pria berusia 28 tahun yang juga sudah siapkan dua CDI berbeda untuk trek 201 dan 402 meter itu.

BEDA RASIO

Sama seperti CDI, seting rasio yang diterapkan untuk trek 201 dan 402 meter juga berbeda. Untuk 201, kombinasi roller 10 dan 11 gram ditemani gir 17/38 mata. Lanjut ke 402 meter. Dengan kombinasi roller yang sama, gir 18/38 pun diandalkan untuk melesatkan Mio yang punya rangka 6 kg ini.

BRT VS VARRO

Pergi jauh-jauh ke Thailand, eh, ketemunya part asal Tanah Air juga. Iya, seperti otak pengapian alias CDI yang diaplikasi di Mio ini. Satu CDI dengan merek Varro untuk di 201 meter. Sedang 402 meter, pakai CDI BRT.

Untuk CDI Varro, pengirim percikan api ke busi alias koil mengaplikasi milik Honda CRF125. Yap, kepunyaan motor special engine (SE). Sedang untuk BRT, pakai koil Suzuki RM125. 
MESIN 307 CC

Sebelum meminang alias melamar, tak ada salahnya tahu isi daleman Mio ini dulu. Jangan sampai nyesel di kemudian hari. Nah, Mio milik Nang-Neng Speed ini mantap diisi piston diameter 66 mm merek High Speed.

Tapi sebenarnya yang perlu ditakuti bukan itu saja.Melainkankenaikansaja. Melainkan kenaikan stroke yang diterapkan. “Stroke naik 16 mm pakai metode geser pen di kruk-as dan juga tambah pen stroke,.

Sabar cuy! 16 mm itu belum dihitung keseluruhan. Karena kalau dihitung keseluruhan, naik-turun stroke jadi 32 mm. Itu artinya dari 57,9 mm, panjang stroke naik jadi 89,9 mm. Dibulatkan, 90 mm. So, itu artinya kapasitas isi silinder Mio ini pun bengkak jadi 307 cc.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : IRC Eat My Dust 50/90-17
Ban belakang : IRC Eat My Dust 70/90-17             
Karburator : Keihin PE 28 MM
Spuyer : 140/40

Modifikasi super kips ninja



Buat yang memiliki motor Kawasaki Ninja 150 RR dan Kawasaki Ninja R 150 bermesin Super KIPS (Kawasaki Integrated Powervalves System) tentunya sering dibuat dongkol saat tiba-tiba tenaga mesin ngedrop dan menahan terutama di putaran atas. Belum lagi tiba-tiba asap knalpot jadi sangat banyak dan bensin jadi lebih boros. 

Apa bila Superkips Kawasaki Ninja RR macet, tentu tak bekerja optimal. Tenaga motor berkurang dan kerak gas bekas numpuk tebal.

Super KIPS (Super Integrated Power Valve Sistem) pada Kawasaki Ninja RR bagaikan Variable Timing Valve pada mesin 4-tak mobil canggih. Bedanya Super KIPS bertugas membuka-tutup lubang buang. Fungsi Super KIPS bisa dimaksimalkan dengan mengakali kekerasan per penekan batang pembuka governor. Jadi tanpa korek mesin karakter mesin bisa berubah, tinggal pilih mau enak tarikan bawah atau dahsyat di putaran atas.

Terdiri dari rangkaian per bola sentrifugal dan ring. Pada Ninja RR Standar, bola sentrifugal akan terlempar penuh pada 7.000 rpm.

http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQT_5hZiuMqwi92P65R8eMOwSf4YjJ_bd_53BLon19Swt2ESy45

Bergesernya bola, menekan per dan batang Super KIPS membuka lubang tambahan, sama kaya kerja kopling otomatis pada motor bebek ketika kita menginjak persneling. Nah, kalau mau ngerubah karakter, sisipin aja ring dengan diameter luar 28mm, diameter dalem 15mm dan tebal 1mm pada rangkaian sebelum per, mirip dengan mengganjal per klep.


Hasilnya per menekan lebih keras. Pergeseran bola sentrifugal cepat direspon. Super KIPS pun cepat membuka, cocok untuk mesin rpm tinggi. Kalau masih kurang tambahin aja beberapa ring biar Super KIPS membuka pada putaran lebih rendah.

Jika Ring diletakkan setelah per, efeknya berkebalikan. Pergeseran bola hanya sedikit,
hasilnya bukaan Super KIPS tertunda.

Yamaha Mio DKI: PERTAMA DI DUNIA, MIO DOHC 200 CC 7,8 DETIK



Perkembangan teknologi mesin matik di balap dragbike tanah air semakin memberikan stimulus atau rangsangan dalam berkompetisi. Semua terpacu untuk merebut predikat terbaik.
Seperti yang ditunjukkan tim KTC Kodox asal DKI Jakarta dengan Mio yang dibekali kinerja mesin double camshaft dan empat klep. Tergolong radikal. So, walau dengan kapasitas 200 cc mampu menorehkan best-time 7,8 detik dalam lintasan 201 meter.

Anyway, menjadi rekor terbaik di Indonesia di kategori tersebut. Sampai disini, jelas dan tegas bahwa gas aktif yang masuk ke ruang bakar untuk selanjutnya dikompresikan memiliki volume yang jauh lebih padat dibanding dengan perfoma satu noken as dibarengi dua klep.
 

Silahkan cermati tampang luar silinder yang dijamin langka dan dipastikan bukan orsi Yamaha Mio. Sekilas, tampak seperti mesin SE (Special Engine). Boleh jadi sebagai basic dari ide periset. Ternyata merupakan riset tersendiri mesin DOHC Koso khusus untuk Mio yang diklaim pertama di dunia dan dipastikan akan diperuntukkan untuk pencinta dragmatik.
 

“So, saya kembangkan lagi lewat berbagai riset agar power bisa keluar lebih optimal. Macam durasi camshaft ada pada 270 derajat, sedang diameter keempat klep diplot efektif pada kombinasi 22 mm dan 20 mm untuk sisi in dan out,“ tutur Yong Mustofa, singkat dipanggil Yong, tuner yang berbasecamp di Jl. Serdang Raya 4 Jakarta Pusat dan memborong beberapa joki macam trio dragbiker Surabaya, Agung Unyil, Richo Bochel dan Galang Rizky, juga Amir Ceria asal  Jakarta.

Untuk torehan waktu terbaik seperti yang diterangkan diatas, diukir Richo Bochel. Mengenai kapasitas silinder sendiri, sebetulnya 180 cc (sesuai yang dipasarkan mesin DOHC Koso Mio), namun seperti ditegaskan diatas, maka diupgrade atau diperbesar lagi. Tentu saja, agar keluaran tenaga lebih optimal. Apalagi limit yang ditetapkan s/d 200 cc. Orsinya dengan spesifikasi 63 x 57,9 mm (Diameter x stroke). Alhasil, angka stroke memang ukuran standar stroke kepunyaan Mio.

“Kalau ini diubah stroke menjadi 64 mm, sedang bore tetap seperti tersebut tadi. Jika dihitung volume silinder menjadi 199,4 cc,“ terang Yong yang mengadopsi keenam roller by Kitaco dengan berat 10 gram. Langkah pemasangan tidak menemui kendala berarti. Hanya saja cranckcase menggunakan Yamaha Cygnus 125 (beredar di Taiwan dengan spek 52,4 x 57,9 mm) yang notabene lebih besar dibanding Mio. | ogy

SPEK KOREKAN 
KARBURATOR : Koso 34, MAIN JET : 125, PILOT JET : 45, KLEP : Koso (22/20), LIFT KLEP ; 9,8 mm, ROLLER : Kitaco (10 gram), RASIO : 16-40, CDI : Fino,    MAGNET : 600 gram, KNALPOT : Koso.

Honda BeAT, Melibas Rangka Custom



Honda BeAT dipacu Syaiful Cibef, M. Ramzi dan Imam Ceper dari Tomo Speed, sukses naik podium 1, 2 dan 3 kelas matik s/d 150 cc. Itu terjadi pada gelaran YSS TDR DID Drag Bike 2011 (1/5) seri 2 di sirkuit Lanud Juanda, Surabaya.

Padahal matik baru jadi 2 minggu. Rela berhadapan dengan skubek sekelas yang konstruksi rangkanya hampir mirip aluminium dan titanium. Apalagi rangka standar BeAT lebih berat 2 kiloan kalau dibanding ubahan.

“Selisih 2 kilo lumayan, bos. Sebab rangka bagian tengah ke belakang pada diganti pipa besi, juga lebih ceper biar enak buat joki. Rangka BeAT cuma papas buntut dan masih terlalu tinggi,” ujar Utomo Tjioe alias Tomo mewakili Muklisin alias Ucin si peracik mesin.

Tapi, Tomo enggak nyerah selisih bobot. Pengalaman di ajang adu kebut lurus telah memberinya pelajaran dan pengalaman baru. Katanya, semua tergantung setingan mesin, bobot joki dan kepiawaian mereka ngebejek gas waktu start.

Makanya waktu turun di trek 201 m eter aspal lahan parkir Lanud Juanda, setingan mesin lebih mengutamakan tenaga putaran tengah ke atas. Hal ini melihat bobot tiga joki yang rata-rata tidak lebih dari 39 kg.

“Kuncinya ada di magnet. Waktu pakai magnet papasan, bawahnya galak, tapi atasnya kurang. Karena bobot joki ringan, mending kejar tenaga di tengah biar atasnya lebih bagus. Meskipun rpm bawah agak digantung biar enggak ngedrop waktu gas dibejek,” aku pemilik speed shop di Bendungan Jago Raya, No. 6-7, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Pakai setingan ini kompresi bisa dibikin rendah. Meski tidak diukur, Tomo mengaku hanya membuat jeda kepala piston Sonic 58 mm dan stroke standar, mendem 0,5 mm. Sedang kubah diatur ulang agar payung klep Sonic diameter 24/28 mm bisa bebas naik-turun.

Gerak klep in dan out sendiri diatur kem asal Thailand yang dicustom ulang. Menurut pengakuan Tomo, durasinya tidak diukur tapi tinggi lift 25 mm dan pinggang 19 mm. Tak ayal gas bakar dipasok karbu NSR SP28 dengan spuyer 42/120.

Gas bakar lebih presisi dipantik pengapian standar yang timing dan kurva pengapian diatur CDI Thailand. Sisa gas bakarnya dilepas knalpot TSS.  Duarrr…
 

DATA MODIFIKASI
Ban depan : IRC 45/90-17
Ban belakang: Eat My Dust 50/100-17
Roller : LHK 12 gram
Kampas ganda: LHK
Rasio : 14/41
Sok belakang : YSS Suspension